Sabtu, 22 September 2012

Gombal

Perkembangan pergaulan anak muda jaman sekarang ini memunculkan tren baru. Salah satunya adalah tren gombal. Sebenarnya gombal ini sudah sejak dulu ada, tetapi sekarang lebih banyak diinovasi. Berawal dari salah satu acara televisi yang menyuguhkan gombalan-gombalan kreatif yang mengudang tawa para audiens dan senyum simpul obyek yang dituju. Kemudian gombal menjadi salah satu tren anak muda jaman sekarang. Gombal merupakan pujian yang berlebihan dan cenderung hanya tipuan belaka. Tipuan tersebut
sudah menjadi rahasia umum juga sebenarnya jadi gombal dianggap sebagai bahan lelucon. Selain untuk bahan lelucon ungkapan pujian melalui gombalan bisa bertujuan untuk membuat hati orang yang digombali merasa berbunga-bunga. Itu untuk sebagian orang saja siy, bisa jadi jika menggombal dilakukan dengan sering justru berdampak sebaliknya yaitu orang yang digombali merasa il-feel dan selanjutnya memunculkan krisis kepercayaan terhadap si penggombal.
Kata-kata yang berlebihan dalam gombalan ternyata ada pula dalam puisi. Gombalan dan puisi sama-sama bermajas (kata-katanya bukan merupakan arti yang sebenarnya), lebih tepatnya majas hiperbola (berlebihan). Meskipun dari segi majasnya hampir sama, tingkatan makna dalam gombalan dan puisi jauh berbeda. Dibandingkan dengan gombalan, makna puisi jauh lebih tinggi dan kata-katanya lebih kreatif dan inovatif sehingga memunculkan rasa kagum dan haru, lain halnya dengan dengan gombalan yang hanya mengundang tawa. Makna kata-kata yang lebih tinggi pada puisi, tidak menjamin  ketulusan si pembuatnya. Gombal, puisi... apalah itu, pada akhirnya ketulusan hanya dapat diukur dari tindakan nyata yaitu pertanggungjawaban atau pembuktian atas "kata-kata".

0 komentar:

Posting Komentar