
sudah menjadi rahasia umum juga sebenarnya jadi gombal dianggap sebagai bahan lelucon. Selain untuk bahan lelucon ungkapan pujian melalui gombalan bisa bertujuan untuk membuat hati orang yang digombali merasa berbunga-bunga. Itu untuk sebagian orang saja siy, bisa jadi jika menggombal dilakukan dengan sering justru berdampak sebaliknya yaitu orang yang digombali merasa il-feel dan selanjutnya memunculkan krisis kepercayaan terhadap si penggombal.
Kata-kata yang berlebihan dalam gombalan ternyata ada pula dalam puisi. Gombalan dan puisi sama-sama bermajas (kata-katanya bukan merupakan arti yang sebenarnya), lebih tepatnya majas hiperbola (berlebihan). Meskipun dari segi majasnya hampir sama, tingkatan makna dalam gombalan dan puisi jauh berbeda. Dibandingkan dengan gombalan, makna puisi jauh lebih tinggi dan kata-katanya lebih kreatif dan inovatif sehingga memunculkan rasa kagum dan haru, lain halnya dengan dengan gombalan yang hanya mengundang tawa. Makna kata-kata yang lebih tinggi pada puisi, tidak menjamin ketulusan si pembuatnya. Gombal, puisi... apalah itu, pada akhirnya ketulusan hanya dapat diukur dari tindakan nyata yaitu pertanggungjawaban atau pembuktian atas "kata-kata".
0 komentar:
Posting Komentar