Minggu, 18 Oktober 2020

Toilet Training Ghania (1)

18 Oktober 2020

Di usia 16 bulan, Ghania ku sudah pandai berkomunikasi (bicara), yang awalnya hanya suku kata belakang, lengkap berupa kata (walaupun masih cedal), dan sekarang sudah mulai 2 kata. Belum begitu jelas memang, tapi cukup mudah dipahami. Nah, tahap belajar komunikasi ini yang membuat ibu terinspirasi untuk memulai toilet training (TT).

Ghania suka bilang eee kalo lagi BAK atau BAB, jadi kodenya sama. Kalo lagi pake diaper ibu biarkan, kalo tanpa diaper segera ibu ajak ke KM dan betul dia pipis, tapi lebih seringnya kasih kode kalo udah keluar. Ups.

Apakah itu tandanya Ghania sudah siap memulai Toilet Training?

Apakah udah cukup umur ya?

Apa nanti ga berhenti di tengah jalan?

Apa ibu bisa konsisten?

Kalo ibu WFO, apa bisa?

Apakah TT harus sekaligus pagi siang malam? Atau bertahap?

Diantara kegalauan itu, yang menguatkan adalah:mumpung Ghania lagi semangat kasih kode dan mumpung lagi punya waktu banyak untuk anak, siapa tau keberhasilan Toilet Training bisa jadi kado untuk Ulang Tahun Ghania yang kedua?

To be continued...

(ibu masih dalam tahap mengumpulkan tekad) J

Rabu, 14 Oktober 2020

School From Home

Di masa pandemi yang sudah kurang lebih 8 bulan lamanya, konsep weekend weekdays sudah tidak begitu penting. terutama di dunia pendidikan. Para guru dan siswa hanya bisa bertemu di dunia virtual, dimana waktunya itu tak berbatas. 

tentu tidak mudah bagi guru menyampaikan materi kepada siswa, namun karena dituntut oleh keadaan, guru berusaha untuk menyampaikan materi dengan berbagai media. respon siswa pun tidak selalu positif. artinya, ada siswa yang view materi ada yang tidak, ada yang mengumpulkan tugas ada yang tidak, ada yang hadir di zoom meeting ada yang tidak. alhamdulillah masih lebih banyak yang merespon positif. Jadi ga perlu baper lho kalo ada siswa yang “cuek” karena “cuek” mereka itu berbagai motif. Mungkin ga ada sinyal, kuota abis, hape rusak. Pun ketikaa cueknya itu karena betul-betul malas mengikuti pembelajaran daring, itu wewenangnya anak, guru hanya bisa mengingatkan, lagi-lagi tanpa bisa tatap muka (red:whatshapp). Kecuali kalo memang sangat sulit bekerjasama, guru akan melakukan home visit. 

Guru hanya mengikhtiarkan agar siswa paham dengan materi yang disampaikan. Walaupun penyampaian materi secara daring akan lebih sulit dipahami daripada secara luring. Banyak siswa yang mengeluh tugas banyak sementara materi sulit dipahami. Namun, apa daya kita hanya bisa menerima keadaan dengan terus memperbaiki cara pembelajaran supaya lebih efektif dan menarik. 

Perubahan sosial itu selalu ada, dan wabah ini menuntut kita beradaptasi dalam perubahan sosial yang cukup drastis. Mengeluh sudah tidak ada gunanya lagi, kita hanya perlu bersyukur pada keadaan dan mencoba mengambil pelajaran dari persitiwa ini. Dengan musibah (yang berkepanjangan) ini kita menjadi lebih dekat dengan orang tua, mempunyai kesempatan lebih banyak untuk membantu orang tua. Begitupun para ibu bapak guru yang mempunyai waktu lebih banyak dengan anak-anak. Pelajaran yang lain yaitu, kita bisa belajar banyak hal tentang teknologi, dimana ilmu itu bisa digunakan atau dikombinasikan untuk kegiatan pembelajaran. Peristiwa ini juga menyadarkan kita bahwa sekolah itu ternyata betul-betul penting, nantinya para siswa akan lebih menghargai para guru karena materi yang diajarkan dengan tatap muka secara langsung tentu akan lebih baik. Begitupun para guru yang akan lebih menghargai siswanya, tak hanya mengajar tetapi juga mendidik. 

Pandemi tak kunjung usai, bahkan grafiknya semakin meningkat. Namun, kekuasaan Allah bisa merubah segalanya, teruslah berharap dan berikhtiar agar pandemi ini segera usai. aamiin

Selasa, 13 Oktober 2020

Menyempurnakan separuh agama

 Gerbang pernikahan menyambutku penuh senyuman

Bukan senyuman kepalsuan, bukan senyuman kemunafikan

Namun senyum bahagia karena kehidupan baru penuh harapan

Pernikahan itu begitu kompleks untuk dijalani

Bahagia dan tangis seperti bergandengan tak mau lepas

Ibadah… niat itulah yang menguatkan

Ketika bahagia sehingga selalu bersyukur

Dan ketika bersedih sehingga bersabar

Tak ada yang sempurna

Tapi bagaimana kita dapat menerimanya dengan sempurna


#latepost

Kamis, 06 Maret 2014

Ujian? Enjoy aja!

Suatu waktu, di ruang ujian.
Soal pun dibagikan, siswa mulai membuka lembar demi lembar soal, ada yang terlihat asik mengerjakan, ada pula yang kemudian mengerutkan dahi saat membaca soal  yang sepertinya rumit, lantas berujar "fiuhhhh.."
Santai kawan, yang kau hadapi sekarang hanya sekelumit teka teki memusingkan otak, masih sederhana, sangat sederhana bahkan.
Kelak ke depan, akan lebih banyak teka-teki hidup yang lebih menantang. Nikmati saja apapun yang ada di hadapanmu sekarang, dan bahkan kau harus berterimakasih pada keadaan, karena... betapapun sulitnya ia (red:keadaan), akan selalu menghadiahkan pelajaran bermakna setelahnya.

                                     ---------catatan kecil saat mengawasi ujian-----------

by the way....  #lucu itu kalo lagi liat siswa yang mukanya ditekuk sedemikian rupa saat mengerjakan soal ujian dan kemudian ingat tingkah mereka yang pecicilan saat KBM, #eh lebih ke kasian sih sebenernya :)

Kamis, 13 Februari 2014

Meng-handle HATI

Belakangan ini aku sering memarahi diri sendiri. ups, marahnya marah sayang kok, bukan marah menghakimi. abisnya bandel banget sih, sulit mengeja kata syukur, begitu lancar melafalkan keluh kesah. gimana ga marah coba?! 
Berkali-kali beristighfar, berkali-kali memohon untuk selalu dikuatkan dimudahkan segala urusan.
Kadang memang perlu kok kita marah pada diri sendiri. Soalnya kalo ga gitu, manja, males, mengeluh dan temen-temennya itu akan betah banget tinggal di dalam diri kita. Siapa lagi sih yang bisa meng-handle diri kita kalo bukan kita sendiri. Bukankah Allah juga tidak akan merubah suatu kaum sebelum ia mengubahnya sendiri?!

Kalo kita bicara soal suasana hati memang harus dikendalikan bener, biar kebaikan yang akan selalu mendominasi, biar tak ada celah untuk keburukan masuk dalam hati kita. Nuranilah yang seharusnya bekerja, bersikap tegas atas kemauan hati yang tidak semestinya.