Selasa, 26 Juni 2012

Bahagia itu Berbagi


Egoisme…suatu sifat yang dimiliki setiap orang, hanya kadarnya saja yang berbeda. Lha kadar itu harus kita kurangi, karena kita hidup tak sendiri.  Tekan egoisme seminimal mungkin untuk bisa memberi kebermanfaatan lebih banyak untuk orang lain dengan berbagi. Berbagi itu sederhana saja sebenarnya, hanya saja butuh keikhlasan untuk melakukannya. Karena tanpa keikhlasan, berbagi itu tidak akan ada maknanya sama sekali, ketulusannya tidak akan sampai. Percuma saja kan. Berbagi itu tentang banyak hal. Berbagi yang memang kita mampu untuk melakukannya. Berbagi senyum, inspirasi, nasihat, ilmu, dan materi.
Berbagi senyum
Berbagi yang paling mudah adalah senyum, yang semua orang pasti mampu untuk melakukannya. Senyum itu memang sederhana, tapi kekuatannya luar biasa. Dengan senyum orang bisa bahagia, jadi tidak perlu menunggu bahagia untuk bisa  tersenyum.  Senyum pula yang membuat orang lain bisa menerima aura postif walaupun sebelumnya orang tersebut mungkin lagi galau. Dengan begitu, kita tlah berbagi, sederhana kan…
Berbagi inspirasi
Karakter orang yang murah senyum akan menginspirasi. Inspirasi itu merupakan suatu gagasan positif yang didapatkan dari orang-orang yang bijak dalam menyikapi hidup, boleh disebut sang inspirator. Dari inspirasi itu lah orang lain dapat mengadopsinya untuk perbaikan kualitas hidup. Ketika bersosialisasi dengan orang yang mempunyai sikap hidup yang positif -seperti murah senyum, tegar dalam menghadapi masalah, pekerja keras, rajin beribadah, mempunyai jiwa sosial yang tinggi, pintar, dan sebagainya- pasti akan terinpirasi. Disitulah letak berbaginya, bagaimana sang inspirator tersebut dapat membagikan inspirasi untuk orang lain.
Berbagi nasihat/kata bijak
Ketika bertemu dengan orang yang lagi ada masalah atau sedang galau tingkat tinggi maupun rendah. Pasti ada aura negatif didalamnya. Tetapi jangan sampai, aura negatif itu menular pada kita. Justru, kita sebisa mungkin dapat menghilangkan aura negatif itu dengan aura positif. Caranya, dengan menjadi pendengar yang baik, menyemangati orang tersebut dan memberikan solusi atas permalahannya serta kata-kata bijak jika perlu. Dengan seperti itu, kita tlah melakukan aktivitas berbagi.
Berbagi ilmu
kita akan menjadi lebih kaya (ilmu) jika setelah menerima kemudian kita memberi. Setelah sekian lama kita menjalani hidup pasti banyak pengetahuan yang telah kita dapatkan, apa saja. Dan ketika kita bisa berbagi ilmu atau pengetahuan yang telah kita dapatkan, artinya kita tidak egois karena membuat orang lain menjadi tahu tentang apa-apa yang belum diketahui sebelumnya. Tapi jangan terkesan menggurui, tetap rendah hati dan berusaha melibatkan lawan bicara agar tidak terkesan mendominasi.
Berbagi materi
Di luar sana banyak orang  yang kekurangan, mereka tidak mempunyai uang yang lebih dan bahkan kurang. Mereka mungkin tidak beruntung, tapi kita akan lebih tidak beruntung lagi jika hanya mementingkan diri sendiri tanpa peduli dengan keadaan sekitar yang masih kekurangan. Kita tidak perlu menunggu sampai kaya raya baru kemudian kita membantu orang yang kekurangan, tapi kita memberi sesuai dengan kemampuan kita. Kontribusi dalam bentuk gagasan untuk menyelesaikan masalah “ketidakberuntungan” tersebut itu pun baik, dan lebih baik lagi gagasan itu dibarengi aksi. Sesuai kemampuan saja intinya.
Berbagi itu tidak sulit ternyata, tak perlu muluk-muluk, berbagilah sesuai dengan kemampuan kita. Jika memang butuh pengorbanan, lakukanlah. Kuncinya ikhlas yang selalu terjaga dalam hati. Dari keikhlasan itulah yang akan membuat kita bahagia. Jadi,  bahagia itu berbagi dengan keikhlasan.


2 komentar:

Meina Febriani mengatakan...

aseeeek, bagi2 duit sm ane dong buk :/

Rayi Wigati mengatakan...

nyamar jadi kaum dhuafa dulu yey... *LOL

Posting Komentar