Berawal
dari sebuah pernyataan dan pertanyaan dari seorang teman “kebanyakan buku motivasi
itu bercerita tentang seseorang yang tadinya terpuruk atau dalam kondisi
ekonomi yang kurang kemudian bangkit dan menjadi sukses berkat perjuangan dan
motivasi yang tinggi, lalu orang yang sudah sukses (red:kaya) tidak perlu
bekerja keras lagi atau hanya tinggal malas-malasan? lantas tidak mempunyai
cerita perjuangan?”
Tentu
saja tidak, manusia hanya boleh berhenti berjuang ketika tutup usia nanti. Saat
sudah mencapai puncak, jangan lantas berdiam diri. Aktivitas yang stagnan akan
berimpikasi pada kualitas diri yang stagnan pula, seseorang tidak akan
berkembang jika kemampuannya tidak diasah. Peningkatan berorientasi pada
kualitas diri, bukan pada kuantitas materi. Dengan kita memperbaiki kualitas
diri baik dari segi kedewasaan, spiritual, maupun intelektual, dengan
sendirinya “bonus” akan menyertai. Jadi materi hanya sebagai hadiah saja, dari
apa yang kita usahakan.
Jika
kita berorientasi pada materi yaitu dengan menumpuk-numpuk harta artinya
serakah. Boleh jadi, perolehan materi tersebut tidak dengan cara yang
semestinya karena mengkesampingkan segi kedewasaan dan spiritual. Misalnya saja
dengan korupsi. Sang koruptor sedikit berbeda dengan pencuri. Kalo pencuri
cenderung karena ia kepepet atau
tidak mempunyai uang. Sedangkan koruptor sebetulnya ia telah berkecukupan
tetapi karena sifat serakah tadi, ia korupsi dan tentunya uang yang ia “curi” bisa
jadi lebih banyak dibandingkan si pencuri. Dengan berorientasi pada kuantitas
materi seseorang hanya akan diperbudak oleh nafsunya sendiri dan berimplikasi
pada penurunan kualitas diri. Sedangkan dengan berorientasi pada kualitas diri,
dengan sendirinya “bonus” menyertai. Hal ini bukan berarti seseorang tidak
membutuhkan materi tetapi sebaiknya tidak serakah, apalagi jika sampai merugikan
orang lain.
Orang
yang (sudah) mencapai puncak kekayaan harus tetap bertumbuh dengan caranya
sendiri. Bukan dengan “menumpuk-numpuk harta” tetapi justru dengan kontribusi.
Mencoba peka terhadap lingkungan di sekelilingnya dan berusaha untuk dapat
bermanfaat bagi orang lain sebanyak-banyaknya. Baik itu berkontribusi dengan
berbagi materi ataupun berkontribusi dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang
positif. Sehingga kesuksesannya itu benar-benar bermakna karena dapat mengkesampingkan
egoisme.
Menjadi
kaya raya adalah hadiah. Dan pada setiap apa yang kita raih, ada tanggung jawab
menyertai. Tanggung jawab untuk menjaga keberkahan harta itu dengan kontribusi
dan pastikan jalan untuk meraih “bonus” itu tidak ternoda. Setiap orang
mempunyai cerita perjungan hidup masing-masing ketika ia mampu menghargai waktu
dengan baik.
0 komentar:
Posting Komentar